Tempo itu kau bergelantungan
pada jarum arloji yang sudah lusuh
dan berkarat
Pelan bergerak sejauh yang ia bisa
Kau mengira ia menjauh ke lorong waktu,
masa depan bangsa
yang entah kapan akan diraih
Bertahun, berwindu, berabad
Rupanya sang penunjuk waktu
cuma berputar pada poros
keterbelakangan, kebodohan, dan adu domba
Hingga saat terik membikin panas
di ubun-ubun cita-cita
kau melepaskan genggamanmu
dari jarum arloji
Kau tinggalkan ia
yang terus berputar
pada porosnya
Kau menyaksikan dunia
yang mahaluas dan merdeka,
bebas dari belenggu
dan pusaran yang tak menentu
ujungnya
Di persimpangan jalan
kau temukan tanda
penunjuk arah
Oleh si empunya tanda
tertulis kata: MERDEKA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar