Senin, 25 Januari 2021

Prajurit Terakhir

Hujan menghempaskan lara

Terik dicampakkan oleh dingin

Mentari raib entah ke mana

Jiwa-jiwa terbang terbawa angin

Wajah-wajah penuh asa

Mimpi yang tak lagi bercerita

Dan angan yang tak bisa dikata

Batinnya dilanda duka


Mahkotaku hilang melayang 

Tapi tawa musuhku mendendang

Mendekapku di setiap malam

Membelaiku saat fajar datang


Hanya angin yang kunaiki 

Hanya hampa yang kutunggangi

Nyanyian itu kini jadi sunyi

Dan tawa sudah tak ada lagi


Hei kau prajurit terakhir

Bawa dan adili setan itu kemari

Bila tak ada lagi yang peduli

Pada lara, rana, dan nestapa ini

Biarkan ia hadapi eksekusi

Mati


Aku memanggil prajuritku: malu


Padang. 25 Januari 2021 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar