Hujan menghempaskan lara
Terik dicampakkan oleh dingin
Mentari raib entah ke mana
Jiwa-jiwa terbang terbawa angin
Wajah-wajah penuh asa
Mimpi yang tak lagi bercerita
Dan angan yang tak bisa dikata
Batinnya dilanda duka
Mahkotaku hilang melayang
Tapi tawa musuhku mendendang
Mendekapku di setiap malam
Membelaiku saat fajar datang
Hanya angin yang kunaiki
Hanya hampa yang kutunggangi
Nyanyian itu kini jadi sunyi
Dan tawa sudah tak ada lagi
Hei kau prajurit terakhir
Bawa dan adili setan itu kemari
Bila tak ada lagi yang peduli
Pada lara, rana, dan nestapa ini
Biarkan ia hadapi eksekusi
Mati
Aku memanggil prajuritku: malu
Padang. 25 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar